Minggu, 14 Agustus 2011

agar terhindar dari siksa kubur


agar terhindar dari siksa kubur

Oleh: M. Yusuf Shandy, Lc

Salah satu doa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW untuk selalu dibaca pada penghujung shalat adalah memohon agar dihindarkan dari azab kubur, yaitu;

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، وَمِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ، وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيْحِ الدَّجَّالِ

“Ya Allah, aku ber-lindung padaMu dari siksaan kubur, siksa neraka Jahanam, fitnah kehidupan dan setelah mati, serta dari kejahatan fitnah Almasih Dajjal.” (HR. Bukhari dari Abu Hurairah RA)

Amalan lainnya yang dapat dilakukan agar terhindar dari siksa kubur adalah dengan membaca Surat al-Mulk (Tabarakalladzi biyadihil mulk…), setiap malam.

عن عبد الله بن مسعود قال : من قرأ { تبارك الذي بيده الملك } كل ليلة منعه الله بها من عذاب القبر وكنا في عهد رسول الله صلى الله عليه و سلم نسميها المانعة وإنها في كتاب الله سورة من قرأ بها في كل ليلة فقد أكثر وأطاب

Dari ‘Abdullah bin Mas’ud, ia berkata, “Siapa membaca ‘Tabarokalladzi bi yadihil mulk (surat Al Mulk)’, setiap malam, maka Allah akan menghalanginya dari siksa kubur. Kami di masa Rasulullah SAW menamakan surat tersebut dengan ‘al-Mani’ah’ (penghalang dari siksa kubur). Dia adalah salah satu surat di dalam Kitabullah. Siapa membacanya setiap malam, maka ia telah memperbanyak dan telah berbuat kebaikan.” (HR. An-Nasai dan Al-Hakim)

Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu menceritakan, sekali waktu, ada sahabat Nabi SAW yang membuat kemah di atas sebuah lahan pemakaman, dia tidak mengira jika dia membangun kemahnya di pemakaman, tiba-tiba terdengar suara seseorang membaca surat Tabarakalladzi bi yadihil mulk (Surat al Mulk) sampai selesai.

Setelah kejadian itu, sahabat tersebut datang kepada Nabi SAW dan berkata, “Wahai Rasulullah, aku mendirikan kemahku di atas kuburan dan saya tidak mengira jika tempat tersebut adalah kuburan, kemudian ada seseorang membaca surat Tabarak (surat Al Mulk) sampai selesai?”

Rasulullah SAW bersabda, “Dia (Surat al-Mulk) adalah penghalang, dia adalah penyelamat yang menyelamatkan (pembaca)-nya dari siksa kubur.” (HR. Tirmidzi)

Rasulullah SAW juga bersabda, “Ada suatu surat dari al qur’an yang terdiri dari tiga puluh ayat dan dapat memberi syafa’at bagi yang membacanya, sampai dia diampuni, yaitu Tabaarakalladzii biyadihil mulku… (surat Al Mulk).” (HR. Tirmidzi, Abu Daud, Ibnu Majah, dan Ahmad, dari Abu Hurairah ra).”

Karena keutamaannya itu pula, Rasulullah SAW selalu membaca surat ini sebelum tidur. Jabir RA, salah satu sahabat beliau menceritakan, “Rasulullah saw tidak tidur hingga beliau membaca Alif Lam Tanzil (Surat As Sajdah) dan Tabarakalladzi biyadihil mulk (Surat al Mulk).” (HR. Tirmidzi)

:: ::

Berapa menit yang Anda butuhkan untuk membaca Surat al-Mulk yang terdiri dari 30 ayat? Bagi sebagian orang, untuk sampai khatam mungkin butuh waktu yang banyak, hingga puluhan menit lamanya. Namun, bagi yang bacaannya lancar, insya Allah hanya butuh waktu sekitar 10 menit.

Lebih dahsyat lagi bagi yang sudah menghapalkannya, selain membutuhkan waktu yang relative lebih pendek, dia bisa membaca surat al-Mulk kapan saja, dengan mudah, tanpa perlu membuka mushaf al-Quran, seperti setelah usai menunaikan shalat subuh, saat duduk menunggu masuknya waktu shalat, ingin berbaring, berada di atas bis kota, dan sebagainya.

Siapapun dapat menghapal surat yang tergolong pendek ini. Bagi orang yang punya waktu cukup lowong, insya Allah dia cuma butuh waktu selama beberapa jam untuk duduk lalu menghapalkannya. Namun, bagaimana dengan mereka yang sibuk kerja kantoran atau di pabrik, dan semacamnya? Insya Allah, mereka pun bisa menghapalnya, bila ada kemauan dan disiplin dalam membagi waktu. Misalnya, jika setiap hari kita menghapal tiga ayat saja, maka dalam jangka 10 hari, surat al Mulk sudah bisa dihapal. Dan jika ada yang bisa menghapal 5 ayat setiap hari, maka dalam jangka enam hari, surat al Mulk sudah di hapal.

Demikian, semoga bermanfaat. Semoga kita termasuk orang-orang gemar membaca ayat-ayat Allah SWT sehingga kita pun terhindar dari azab api neraka, serta mendapatkan syafaat al Quran pada hari kemudian nanti. Amin… wallahu A’lam

*Penulis adalah alumni Pesantren Darul Istiqamah Pusat, Makassar Sulawesi Selatan dan S1 Syariah LIPIA, Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar