Selasa, 15 November 2011

7 Mitos tentang Keamanan Internet

Jakarta - Beberapa dari kita mungkin senang berselancar di internet, berbelanja via e-bay, atau sekedar melakukan transaksi online banking. Mungkin beberapa dari kita tidak paham, bahwa saat kita 'menjelajahi dunia' dari layar PC, kita benar-benar 'mendapatkan' dunia tersebut.


Seperti beberapa hacker yang mendapatkan hasil curian mereka, hanya bertempat dari depan layar monitor. Di bawah ini adalah beberapa mitos mengenai keamanan internet. Mungkin beberapa di antara kita tak sadar, saat para hacker tersebut telah mencuri informasi penting dari PC kita.

Mitos 1 - Saya punya software antivirus. Fiuhh aman deh...

Ini adalah mitos yang paling populer di internet. Ya, sebuah proteksi antivirus amatlah penting dan dibutuhkan. Tetapi hanya berbekal antivirus saja tidaklah cukup. Pasalnya virus selalu berkembang dari waktu ke waktu. Nah yang kita butuhkan adalah tetap mengupdate antivurus kita secara berkala agar selalu aman. Atau jika kita tak ingin repot, kita bisa menggunakan antivirus yang memiliki automatic update.

Ke depannya, software antivirus hanya menjanjikan satu jenis tingkat keamanan (menghentikan virus pada sistem PC kita) saat kita online. Saat itu teror hacker mulai mengancam, dan sebuah software antivirus yang belum update, tentu akan sangat mudah untuk disusupi hacker.

Anda hanya membutuhakan sebuah firewall, untuk menghentikan aksi para hacker menyusupi sistem pada PC kita. Anda tentu tak akan membiarkan mereka mengambil data pribadi anda bukan? Jadi antivirus saja tidaklah cukup.


Mitos 2 - Tidak ada data penting di PC saya yang diincar hacker

Beberapa dari kita percaya akan hal ini. Tapi tahukah Anda, bahwa hacker selalu menginginkan data pribadi yang tersimpan dalam PC Anda.

Hacker dapat mencuri informasi personal pada PC Anda, seperti rekening bank misalnya. Walau Anda tidak melakukan transaksi finansial dari sebuah komputer rumah, para hacker juga dapat mencuri dokumen rahasia pribadi seperti resume yang disimpan di hard drive. Data dari resume tersebut seperti nama, alamat, sekolah, dan riwayat pekerjaan itulah, yang digunakan hacker untuk membobol kartu kredit Anda.


Mitos 3 - Target hacker hanyalah korporasi besar, bukan komputer rumahan

Hacker pada umumnya selalu mencari celah mudah dalam membobol sistem komputer. Tentunya komputer rumahan jauh lebih mudah untuk dibobol, daripada sebuah korporasi besar. Koneksi broadband akan sangat rentan disusupi hacker. Pasalnya IP address mudah untuk diakses. Jika Anda termasuk seorang yang selalu menyalakan komputer tiap hari, dan jarang melakukan update antivirus berkala, maka anda adalah target ideal bagi mereka.

Di lain pihak, sebuah korporasi besar pasti memiliki IT support yang tangguh. Dengan kata lain, para hacker menjadi lebih susah untuk memasuki sistem mereka.


Mitos 4 - Butuh kemampuan teknis yang hebat untuk menjadi hacker

Salah besar. Anda tak perlu menjadi seorang jenius terlebih dahulu, untuk menjadin seorang hacker. Hacking hanya membutuhkan sedikit pengetahuan teknis, karena kebanyakan search engine telah menyediakan 'hacking tools' dalam listnya. Tools tersebut kini telah tersedia dan dapat diunduh dalam beberapa menit saja.


Mitos 5 - Perlindungan dari ISP saya (antivirus dan firewall) sudah lebih dari cukup

Biasanya ISP (Internet Service Provider) selalu menjanjikan proteksi bagi para pelanggannya. Beberapa pengguna berpikir hal itu sudah cukup. Anda dapat menanyakan kepada ISP anda, bagaimana perlindungan proteksi yang mereka tawarkan. Namun walau perlindungan yang mereka tawarkan sudah cukup, anda disarankan tetap harus memasang software antivirus pada komputer rumah.

Mengapa ? Karena saat online, virus sangat rentan untuk masuk sistem. Pasalnya ISP hanya memproteksi e-mail. Jadi berhati-hatilah saat anda mengunduh sesuatu.


Mitos 6 - Saya menggunakan dial-up, Jadi tak perlu khawatir soal hacker

Memang benar bahwa broadband lebih rentan diserang hacker. Dengan koneksi kecepatan tinggi (broadband) berarti anda memiliki IP yang statis. Lalu saat hacker mengetahui keberadaan anda, mereka dapat menyerang kapan saja.

Dengan koneksi yang sedikit lebih lambat (dial-up), IP anda selalu berubah dari waktu ke waktu. Hal ini sedikit menyusahkan hacker untuk menyerang.

Untuk itu biasanya mereka menyerang dengan back-door system yang disebut Trojan, yang memungkinkan hacker mengetahui dimana anda log-in. Saat anda tanpa sadar membuka Trojan tersebut, maka hacker sudah mengetahui posisi anda. Dan PC anda memiliki kerentanan layaknya koneksi broadband. Jadi sama saja antara koneksi broadband ataupun dial-up.


Mitos 7 - Saya pengguna Mac

Pengguna Mac biasanya selalu merasa aman, karena kebanyakan virus hanya didesain bekerja pada platform Windows. Tapi bagi hacker, hal itu bukanlah masalah besar. Komputer adalah komputer. mereka tidak peduli platform apa yang digunakan, karena yang mereka butuhkan hanya sebuah port terbuka.

Beberapa hacking tools khusus Mac, banyak tersedia di internet. Karena pada dasarnya OS X adalah berbasis Unix. Komputer berbasis Unix telah hadir sekian lama, sehingga hacking tools unix pun dapat digunakan pada platform Macintosh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar